20/05/17

Kamu Yang Tidak Mempedulikanku Dan Lebih Memilih Orang Lain



Aku yang selama ini selalu terabaikan, aku yang selama ini selalu berharap kelak kamu akan datang. Untuk kesekian kalinya aku berharap hal yang tak mungkin terjadi dihidupku. Terhitung sudah bertahun - tahun aku memendam perasaan ini. Perasaan terabaikan, tersakiti, dan perasaan yang tak menentu. Aku tahu dirimu sudah mengerti perasaanku ini bahkan dirimu sudah tahu bahwa aku sudah lama menyukaimu, karena kita memang sudah bersahabat sejak masih kecil. Terkadang aku bingung dengan diriku sendiri yang tak bisa melupakanmu yang tak bisa menerima orang lain singgah ke hati walau untuk sejenak saja.

Aku tahu aku salah.. bahkan aku memang sangat egois dengan tetap menyukai dirimu, ketika kamu sudah memiliki pilihan hatimu sendiri dan merusak persahabatan kita. Salahkan perasaanku yang selalu memihakmu yang bahkan terkadang dan memperdulikan apa itu sakit dan apa itu membuatku bahagia. Salahkan perasaanku yang terlalu lemah ini.
Saat temanku bilang kalau dirimu sudah memiliki pasangan. Seketika itu aku langsung merasa sakit dan bahkan tak habis pikir ketika pacarmu itu temanku sendiri. Dokter mengatakan kalau aku memiliki kelainan jantung yang bisa menyebabkan penyakit stroke kapan saja. Bahkan saat itu aku belum genap berusia 18 tahun tetapi dokter sudah mengatakan hal seperti itu. Dokter mengatakan aku tidak boleh terlalu banyak memikirkan banyak, aku paham apa yang dimaksud dokter itu karena beliau paham betul kondisi psikologisku.

Saat beban berat benar-benar di pundakku, orang tuaku, kamu, ujian sekolah yang membelitku di saat itulah aku berharap ingin tidur sejenak melupakan semua beban-beban itu. Kemudian saat bangun, aku melihat orang orang yang kusayangi tersenyum dan Tuhan mendengarkannya. Seharian aku tidak sadar, ditambah suhu badanku yang sangat tinggi. Dokter memasangkan berbagai alat medis ke tubuhku yang bahkan aku merasakan betapa sakitnya jarum - jarum itu menusuk ke tubuhku, tapi mataku berat untuk dibuka, ketika aku sudah bangun bukan senyum yang kulihat tetapi raut kekhawatiran keluargaku. Dan aku sedih karena tak ada kamu disampingku, yang ada hanya keluargaku.

Sejak saat itulah aku sadar bahwa memikirkanmu terlalu berat dan aku harus melepaskanmu untuk orang lain yang kamu pilih. Dan sejak saat itulah aku hanya fokus terhadap masa depanku kelak. Bukan berarti aku sudah tak menyukaimu, aku lebih memilih mengalah dan tetap menyimpannya. Sampai tiba saatnya nanti aku bertemu seseorang yang mampu menyembuhkan luka-luka lamaku ini, mampu menerimaku dengan segala kekuranganku dan mampu membuatku melupakanmu.
Aku sehat sampai saat ini dan akan terus sehat untuk hidup lebih bahagia. Sekarang aku lebih bahagia dengan hidupku yang penuh keceriaan dan penuh senyuman.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon